Setiap tahun Bangsa Indonesia tetap konsisten merayakan kemerdekaan Bangsa Indonesia yang konon katanya mampu mengusir penjajah dari Republik Indonesia (RI). Berkat para pahlawan kita yang telah memperjuangkan kemerdekaan dengan gigih, berani, perjuangan & pengorbanannya sehingga masyarakat Indonesia bias menikmati kemerdekaan itu. Tetapi apalah arti kemerdekaan? Jika pada hanya tataran simbolis sebab semua itu hanyalah hiasan-hiasan yang turut mewarnai perjalanan sejarah bangsa Indonesia dan semua itu hanya tinggal fosil-fosil yang telah membusuk dan apalah arti? jika terus kita memikirkannya sebab hal itu penuh dengan romantisme sejarah yang tiada hentinya. Semua itu sudah berlalu itu adalah sejarah mereka, mari kita kita ciptakan sejarah baru demi memperoleh kemerdekaan yang sesungguhnya, ayo Bangsa Indonesia keluar dari semua bayang-bayang itu tentang kebesaran, kepahlawanan, perjuangan dan pengorbanan mereka. Tetapi Bangsa Indonesia harus menunjukan bahwa Bangsa kita “Bisa” untuk mencapai dan mengejar impian itu untuk menjadi bangsa yang merdeka, mandiri dalam segala hal baik Politik, ekonomi, pendidikan dsb, Terutama rakyatnya sejahtera, bahagia, sentosa adil dan makmur lahir dan batin. Kini Bangsa Indonesia diperhadapkan dengan persoalan Bangsa yang begitu kompleks, mulai dari Korupsi yang menggerogoti persendian Bangsa ini, kemiskinan, kemelaratan, kesenjangan sosial dsb.
Jika
kita pun merayakannnya dan hasilnyapun terus begitu tidak ada perubahan yang
signifikan untuk perubahan bangsa Indonesia lebih baik tidak usahlah masyarakat
Indonesia terlalu menguras tenaga dan pikirannya bahkan menghabiskan finansialnya
untuk merayakan kemerdekaan 17 Agustus dengan memasang simbol-simbol
kemerdekaan yang bergelantungan dari sabang sampai merauke sebab hal itu akan
mengingatkan kita bahwa Bangsa Indonesia pernah dijajah oleh kaum Kolonial di
masa kelam yang penuh dengan pertumpahan darah, penindasan dsb. Hal itu
menandakan bahwa Bangsa Indonesia merasa bangga bahwa pernah dijajah oleh
Kolonial Belanda dan Bangsa Indonesia merasa inferior dengan hal itu. Sehingga
akan membawa kesesia-siaan sementara masyarakat Indonesia harus sibuk dengan
memasang simbol-simbol kemerdekaan yang tidak manfaatnya, lebih baik uang yang
anda gunakan itu untuk Rakyat miskin, kelaparan dsb. tidak ada juga hasil yang
bisa diperoleh yang ada hanya seremony dan euforia belaka. Sementara Bangsa
Indonesia kini terkuras dan lebih disibukkan dengan perilaku-perilaku para kaum
penguasa yang notabenenya sebagai penyelenggara negara yang cenderung melanggar nilai-nilai yang ada.
Pada
akhirnya Nasib Bangsa tidak pernah berubah-ubah, Negara dalam keadaan stagnan,
miskin dan ketergantungan. kalaupun hanya sekadar merefleksikan dan mengambil
pelajaran itupun tidak akan bisa berpengaruh dengan situasi dan kondisi
kebangsaan kita sekarang ini yang dalam kondisi kronis dan kritis. Sementara
rasa nasionalisme dan patriotisme sudah terdistorsi dan kehilangan arah dengan
adanya fenomena-fenomena kebangsaan yang tidak sewajarnya sehingga merusak
tatanan nilai yang ada.
Pada dasarnya Bangsa
Indonesia belum merdeka seutuhnya disebabkan Rakyat Indonesia masih dalam
kondisi kritis, Negara yang cenderung ketergantungan pada investor Asing,
Negara Indonesia hampir terjual.
Kemerdekaan manusia
pada hakikatnya adalah kemerdekaan batiniah bukanlah kemerdekaan lahiriah.
Manusia merdeka dari ketergantungan terhadap makhluk-makhluknya. Manusia hanya
bergantung kepada Allah SWT.
Rasa
Opitimisme Harus dikibarkan
Realitas
Bangsa Indonesia memang harus kita akui bahwa dalam kondisi Kritis tetapi Bangsa
Indonesia tidak boleh merasa pesimis sebab masih banyak jalan menuju perubahan.
Mungkin hari ini Bangsa Indonesia boleh mengalami kemunduran tetapi masa depan
itu masih panjang oleh karena itu Bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri untuk
menghadapi segala kompleksitas persoalan Bangsa yang akan dihadapi ke depannya dan menghadirkan negara yang memperoleh
kemerdekaan yang seutuhnya serta menjadi negara yang diridhoi oleh Allah SWT.
Semestinya
yang harus dilakukan Bangsa Indonesia adalah mendorong dan memfasilitasi secara
massif terhadap kaulah muda untuk lebih berinovasi, berkreatif, berikhtiar dan
progresif dalam berkarya untuk membangun Bangsa Indonesia karena mereka adalah garda
terdepan dan harta terbesar yang dimiliki bangsa Indonesia, ketika sumber daya
manusia dan sumber daya alam dikelola secara professional, mandiri dan kolektif
kolegian dengan penuh keyakinan seraya berdo’a kepada Allah SWT.
Silahkan dibaca opini ini sebagai Momentum seremoni KEMERDEKAAN HUT RI ke-69 untuk merefleksikan perjuangan kemerdekaan RI
BalasHapus